Selasa, 31 Maret 2015

Sparetime kawan

Sedikit ada cerpen untuk kalian :) ig: @ajgsptn
Perpisahan ini, aku hancur !
     Oleh : AjengK.A
Didalam hidup ini, apakah selalu ada kata-kata “ Awal pertemuan selalu berujung pada akhir dari Perpisahan “ ? tapi, apakah itu harus sama dengan kehidupan kedua orangtuaku  ? genap 3 tahun ini kedua Orang Tuaku berpisah. Hasil pernikahan kedua orang tuaku ialah dikaruniai 2 orang anak Aku dan Kakak perempuanKu. Sayangnya Kakak perempuanKu sudah memiliki kehidupan rumah tangganya sendiri tinggallah Aku, Ayah, dan Mama. Aku, Anggita Ratna Devita panggil saja Itaa, yang sekarang duduk dibangku 3 Smp didaerah Jakarta dengan kisahku ini untuk kalian. Broken Home sendiri adalah perpisahan kedua orang tua. Dimana anaklah yang menjadi korban dari keegoisan para orang tua. Mungkin kejadian menyedihkan yang Aku alami sejakKu duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 6 tepatnya. Saat itu apasih yang akan dirasakan atau yang akan dilakukan oleh bocah yang masih tak tau apa-apa tentang hal seperti itu ? mau berontak ? tak bisa, mau menghentikan semua itu ? tak kan bisa.
Menjelang kedewasaanku, aku mulai mamahami sedikit demi sedikit apa yang telah terjadi pada keluargaku kini. Sebenarnya aku dilahirkan dari keluarga yang penuh dengan kasih sayang. Dimana setiap kebutuhanku selalu terpenuhi. Aku membuat cerita ini bukan untuk menjelekkan atau menyalahkan  orang tuaku yang berpisah, tapi aku hanya ingin mengungkapkan isi hatiku yang sedang hancur dari dulu hingga sekarang. Kini masih sangat jelas terdengar saat orang tuaku bertengkar.
 “Kamu tega Yahh.. kenapa kamu tega bermain api dibelakangku ? kurang apa aku ini ? kata Mama pada Ayah dengan suara keras sambil menangis .
 “ Apa kau punya bukti semua itu ? “ kata Ayah menjawabnya.
“ inihh.. ini apa Yahh ? bekas lipstik perempuan dikerah kamu “ kata Mama.
 “ itu hanya kebetulan saja Maa.. “ Ayah mengelak sangkaan Mama sambil menggenggam tangan Mama.
 “ Aku capek Yahh, kamu berubah ! tak seperti dlu lagi, dengan semua kejadian ini aku minta cerai dari kamu. “ Mama menjawab sambil melepaskan genggaman Ayah.
 Aku yang mendengar semua itu jelas dibalik pintu kamar hanya bisa menangis dan ingin sekali mendamaikan masalah dari kedua orang tuaku. Tapi, semua itu terlambat sudah Ayah yang semalam tak pulang menerima surat panggilan cerai dari kantor pengadilan agama. Setelah Ayah pulang, belum menaruh tasnya.
“ Pulangkan aku pada Ibuku , dan Itaa harus ikut bersamaku. “ Ucap Mamaku.
“ Tidak ! Itaa harus bersamaku atau tidak akan ada lagi kedepannya seorang Ayah untuk Dya. “ Jawab Ayah.
Mendengar cekcok antara kedua orang tuaku lagi aku lebih baik tidur daripada mendengar hal seperti itu. Dan malamnya Ayah memutuskan untuk pergi kerumah nenek dengan maksud untuk mengembalikan Mama kepada orang tuanya. Dengan berat hati Nenek mengiyakan dan mengiklaskan putusan yang dibuat Anaknya. Ada yang aneh sehari setelah Ayah dan Mama bertengkar hebat kemarin. Aku yang masih kelas 6SD waktu itu yang masih kalau sekolah harus diantar jemput, tetapi keanehan terus muncul. Pagi yang biasanya mengantarku sekolah kalau tidak Ayah, Mama. Pulangpun sama tetapi, antar jemput kali itu berbeda bukan keduanya malainkan Kakak sepupuku. Ternyata hari itu adalah hari dimana kedua orang tua sedang mengurus masalah perceraiannya dipengadilan. Selama 3 hari hal keanehan itu aku alami. Dan sampailah hari dimana ketok palu dari hakim mengesahkan untuk kedua orang tuaku berpisah . Dan aku ? tak bisa berbuat apa-apa, aku tertekan atas semuanya. Aku memilih untuk tinggal bersama Mama sekarang, walau harus kehilangan sosok seorang Ayah dikehidupanku. Aku tumbuh dengan masalalu yang tidak bahagia, kehidupanku aku anggap hancur. Aku hanya ingin keluargaku utuh seperti pertama kalinya aku dilahirkan didunia ini dengan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Aku berfikir bahwa untuk apa hidup untuk bahagia, toh kedua orangtuaku tak pernah memikirkan aku, tak pernah megerti dampak apa  yang akan terjadi bila seperti itu dan bla, bla sebagainya. Akupun terjun didunia anak remaja yang bebas , sering bolos sekolah, bentak orang tua dan lain sebagainya. Tetapi hal itu malah tak membantu, tak menyelesaikan hati, perasaan yang terlanjur kecewa ini. Untuk itu aku memutuskan untuk berubah, merubah hal yang buruk dihidupku, Kukuatkan Iman, Ku kembali kejalan Tuhan yang benar. Sebenarnya aku rindu sosok seorang Ayah tapi mungkin Ia sudah memiliki kebahagiaannya sendiri bersama orang yang mungkin lebih mengenal, memberi kenyamanan lebih untuk dya, dan tak sepantasnya aku mengganggu kehidupannya. Biarlah jika ia merindukanku datanglah Ayah , kau tetap menjadi sosok Laki-laki yang sempurna dimataku, kau ayah yang hebat bagiku. Dan untuk Mama , aku menghargai semua kerja kerasmu untuk mendidik, membesarkan aku. Kau tetap tegar walau kau single parent yang mengurus aku , memenuhi kebutuhan harianku. Kau adalah wanita yang paling sempurna dikehidupanku. Aku selalu mengambil hal positif dari perpisahan kalian. Dan aku ingin mengungkapkan perasaanku ini lewat surat yang aku ketik inilah dan rasa sakit inilah yang kusampaikan kepada para orangtua “ Bahwa, jika kalian ingin berpisah maka kalian lihatlah kesekeliling kalian, masih banyak yang butuh kasih sayang dari kalian berdua para orang tua, yang tak lain adalah anak-anakmu sendiri. “ dan mungkin perpisahan mereka sendiri untuk kebaikanku. Ingin sekali lari dengan semua ini. Namun, inilah yang harus dinikmati. Terimakasih Ayah, Mama atas semuanya. love you pah, mah{}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar